Pernyataan bahwa “penjahat berdasi akan betah hidup di Indonesia” secara implisit menyiratkan adanya kriminalitas atau kejahatan yang dilakukan oleh pelaku yang memiliki kedudukan atau status sosial tinggi, atau kekuatan pengaruh dalam sistem sosial dan hukum.
Data dan kajian dari 2025 menunjukkan beberapa hal terkait tingkat kriminalitas dan kualitas hidup di Indonesia:
1. **Tingkat kriminalitas Indonesia masih relatif tinggi** di kawasan ASEAN, dengan data yang menunjukkan peningkatan kejahatan yang ditindak polisi, terutama kasus pencurian, penganiayaan, narkotika, dan pengeroyokan. Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kriminalitas tertinggi kedua di ASEAN pada 2023-2025, walaupun ada usaha dari aparat untuk menindak kejahatan secara tegas.
2. **Ketimpangan sosial-ekonomi dan faktor pendidikan masih menjadi pemicu utama tindak kriminal**, meskipun terjadi peningkatan kualitas hidup dengan pertumbuhan lama sekolah dan tingkat kesehatan masyarakat. Ketimpangan pendapatan dan perbedaan kelas sosial tetap menjadi faktor yang memicu kriminalitas.
3. **Kasus kriminal yang melibatkan oknum berstatus atau berpengaruh (“penjahat berdasi”) memang menjadi perhatian publik di Indonesia**, mengingat fenomena jual beli hukum dan intervensi mafia hukum yang masih terjadi, yang memungkinkan kejahatan dilakukan atau dilekakan oleh oknum berpengaruh di sistem[sebelumnya].
4. **Penegakan hukum di Indonesia terus diperbaiki**, dengan peningkatan tingkat penyelesaian perkara dan upaya restorative justice, namun masih menghadapi tantangan serius dalam memberantas para pelaku kriminal yang memiliki perlindungan atau kekuatan politik dan ekonomi.
Kesimpulannya, pernyataan “penjahat berdasi akan betah hidup di Indonesia” ada benarnya dalam konteks realitas bahwa efek sistemik ketidakadilan dan intervensi mafia hukum memungkinkan oknum berpengaruh untuk menjalankan aktivitas kriminal atau menghindari sanksi hukum dengan relatif nyaman. Namun, kondisi ini juga didampingi oleh upaya penguatan penegakan hukum yang belum sempurna tetapi terus berjalan